Senin, 21 Maret 2011

My Top 10 Mood Booster Songs!

Musik adalah pisau bermata ganda. Suatu ketika ia bisa menjadi mood booster yang membuat kita sangat bersemangat, dan saat lainnya menjadi mood downer buat kita, tergantung lagu apa yang kita dengarkan. Suatu mood booster kerapkali membantu kita untuk menembus barikade stress yang kadang mendera kita, serta membuat kita kembali bersemangat untuk menjalani rutinitas kita (terutama bagi orang-orang yang sangat moody seperti saya). Berikut ini adalah 10 lagu yang menjadi mood booster bagi saya, cekidot:

1. Pee Wee Gaskins - Summer Thrill


Band yang sarat kontroversi ini, membuat kejutan di album baru mereka "Ad Astra per Aspera" dengan meminimalkan unsur synthesizer yang notabene adalah pondasi utama di album mereka sebelumnya. Sebagai gantinya distorsi power chord dan running bass serta dentingan keyboard coba dimajukan sebagai kekuatan. Hasilnya sukses, nyaris seluruh lagu di album ini sangat nyaman didengarkan tapi tidak mengurangi unsur cutting edge mereka. Summer Thrill, sesuai dengan judulnya, membawa semangat gembira ala musim panas, dimana gelora dan gejolak mobilitas manusia lebih dinamis ketimbang musim-musim lainnya. Liriknya yang bercerita tentang romantisme musim panas dibalut dengan distorsi power chord gitar dan gebukan drum pop-punk, menjadikan lagu ini adalah mood booster yang sempurna untuk didengarkan di pagi hari.

Sabtu, 19 Maret 2011

senyum...

Aku selalu suka segala hal tentang kiasan.
Seperti bagaimana aku mengiaskan dirimu bagai sebuah "senyum"

Senyum yang apabila dipandang akan membuat orang yang melihatnya merasa tentram.
Senyum yang membagi kebahagiaan bagi orang yang melihatnya.
Senyum yang memancarkan aura positif bagi sekelilingnya.
Senyum yang menarik laksana kutub magnet.
Senyum yang membuat kemarahan mereda.
Senyum yang menimbulkan gairah.
Senyum yang tulus bukan rekayasa.
Senyum yang mempesona.

"Tersenyumlah, karena senyum adalah refleksi dari kebahagiaan :) "

Adios-Gale

Senin, 07 Maret 2011

Derby: Sebuah Cerita Mengenai Rivalitas

Tak bisa dipungkiri bahwa Derby Romero adalah seorang entertainer yang multitalenta. Segala bidang dunia hiburan mulai dari penyanyi, aktor, pesinetron sampai pembawa acara mampu dilakoninya dengan baik. Akan tetapi bukan Derby yang itu yang akan saya tulis kali ini, melainkan adalah Laga Derby dalam sepakbola. Sebuah laga sarat gengsi yang mempertemukan dua rival bebuyutan di atas lapangan. Sebuah rivalitas yang dilatarbelakangi berbagai faktor dan permasalahan sehingga membuat laga derby tersebut memiliki atmosfer yang berbeda dengan laga-laga biasa serta sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Fasten your seatbelt, here comes the derby!

Istilah derby pertama kali populer di Inggris, berawal dari sebuah kota yang bernama Derby, dimana di kota tersebut sering mengadakan pertandingan antar klub-klub dari setiap county-nya (Kabupaten). Dalam tiap laganya, semangat kedaerahan yang dibawa masing-masing klub dan pendukungnya membuat atmosfer pertandingan menjadi menarik dan panas hingga tak jarang terjadi bentrok. Hal inilah yang mendasari permakaian istilah derby untuk laga yang mempertemukan 2 klub dari 1 kota yang sama. Dalam perkembangannya, istilah Derby kemudian meluas hingga bukan hanya untuk laga “lokal” saja, tapi juga dipakai untuk pertandingan yang mempertemukan 2 tim yang memiliki rivalitas sangat kental seperti Derby El Classico Real Madrid vs Barcelona. Faktor penyedap derby sendiri bermacam-macam, seperti kedekatan faktor geografis, afiliasi politik masing-masing klub, persaingan suku, faktor persaingan prestasi, status sosial, dan bahkan isu agama juga membumbui perebutan gengsi dalam sebuah derby. Derby ibarat partai final “sugra” bagi sebagian klub. Boleh kalah dengan skor berapapun oleh klub lain, tapi kemenangan adalah harga mati dalam sebuah derby, karena dalam sebuah derby, gengsi dan harga diri klub dipertaruhkan.

Dari sekian banyak derby yang ada di muka bumi, ada beberapa derby yang menurut saya tergolong paling panas, ganas dan penuh tensi lantaran dalam setiap pagelarannya selalu dibumbui dengan perseteruan dan emosi tinggi, baik di dalam maupun di luar lapangan, dimulai sejak pre-match hingga after match. Berikut adalah Top 5 Football Derby versi saya:

#1. Old Firm Derby: Glasgow Celtic vs Glasgow Rangers (Skotlandia)
Sulit untuk tidak menempatkan derby ini di posisi teratas derby terpanas. Segala faktor aroma persaingan bisa didapat dari derby ini. Dari segi prestasi, duet Glasgow ini merupakan penguasa ranah Skotlandia. Sebanyak 67 Piala FA Skotlandia, 40 Piala Liga, dan 95 gelar juara Liga Skotlandia digondol oleh kedua klub. Rangers yang berdiri pada tahun 1873 merupakan tim tersukses dengan 53 gelar juara Liga, sedangkan Celtic yang baru berdiri pada tahun 1888 menyusul dengan 42 gelar. Tercatat hanya ada 2 tim yang mampu meruntuhkan hegemoni duo Glasgow ini, yakni Dundee United pada musim 1982/1983 dan Aberdeen pada 1984/1985. Semenjak berganti format menjadi Scottish Premier League pada tahun 1998, kedua tim berbagi rata sebanyak 6 gelar dari 12 musim yang telah berlalu. Dari rekor pertemuan kedua klub, Rangers lagi-lagi unggul dengan mengantongi 156 kemenangan sementara Celtics memperoleh 143 kemenangan, sementara 94 laga lainnya berakhir imbang. Isu agama juga mengiringi perjalanan derby ini, Celtics dianggap merefleksikan Katolik yang erat dengan bangsa Romawi (musuh besar bangsa Scotland), sementara Rangers mewakili kubu Protestan yang merupakan tradisi lama skotlandia. Kekerasan sangat lazim terjadi pada derby ini, menurut penelitian yang dilakukan oleh aktivis pemuda Skotlandia, tingkat hunian di rumah sakit meningkat sebanyak sembilan kali lipat pada pekan dimana laga Old Firm mentas! Dalam rentang 1996 sampai dengan tahun 2003 saja tercatat 8 kematian yang berkaitan langsung dengan derby ini. Belum lagi sebanyak ratusan ribu laporan tindak kekerasan dan penganiayaan yang terjadi tiap laga ini selesai. Hal ini sedikit banyak dipicu budaya mabuk sebelum menonton laga ini, seperti diketahui khalayak bahwa Whiskey dan Johnny Walker merupakan minuman wajib saat menonton laga ini. Hal ini juga dipermudah lantaran Whiskey dan Johnny Walker merupakan minuman keras yang dijual secara bebas di Skotlandia. Terakhir pada 2 Maret 2011 kemarin, Old Firm derby berakhir 1-0 untuk kemenangan Celtics berkat gol tunggal Marc Wilson. Sepanjang pertandingan dipenuhi dengan tempo tinggi dan emosi yang meluap-luap bahkan hingga ke bench pemain. Dua kartu merah dikeluarkan wasit untuk Madjid Bougherra dan El-Hadji Diouf dari Rangers pada laga ini. Kedua tim juga terlibat pertikaian di lorong menuju ruang ganti pemain saat jeda dan setelah pertandingan berakhir. Suporter juga terlibat tawuran massal selama 3 jam setelah laga ini selesai.