Jumat, 21 Desember 2012

Semua Orang Menggulung Celananya : Kompilasi Lagu-lagu Penyambut Hujan

Bukan kebetulan kalau hujan sering diidentikkan dengan kesedihan. Tanyakan kepada Sapardi Djoko Damono, dan beliau akan mengamini hal tersebut dengan sederhana saja, dengan kata yang tak sempat terucap. Karena memang, air yang tumpah dari langit itu selalu punya caranya sendiri untuk membolak-balikkan perasaan manusia. Yang awalnya ceria, berganti muram. Yang tadinya tenang, mendadak temaram. Yang semula gundah, kian tenggelam dalam sendu dan melankolia.

Tapi hujan juga adalah anugrah dari Tuhan. Berkat hujan, petani jadi tak khawatir lagi soal nasib tandurannya. Berkat hujan, sungai-sungai yang tadinya sirep mulai mengalir lagi seperti sediakala. Berkat hujan, sumur-sumur yang tadinya kering jadi terisi kembali volumenya. Dan berkat hujan juga, kadang-kadang, inspirasi untuk membikin nada-nada yang apik serta menulis lirik-lirik yang bernas, akhirnya keluar.

Minggu, 02 Desember 2012

Sebuah Akhir, Yang (Sebenarnya) Kita Sudah Tahu Akan Seperti Apa


Salah satu hal paling menyebalkan saat menonton sebuah pertandingan sepakbola adalah ketika tim jagoan anda sedang ketinggalan, butuh gol, tapi pemain lawan malah mengulur-ulur waktu dengan cara yang paling klasik: pura-pura kesakitan saban terjadi kontak fisik dengan lawannya. Kalau ada hal yang lebih menyebalkan dari itu, tentu saja adalah jika tim yang anda dukung kemudian kalah dan tersingkir dari sebuah kompetisi. 

Well, kemarin malam kita mendapatkan keduanya.