Pagi ini saya memulai aktifitas seperti biasa, bangun siang (karena kuliah masuk siang :P), mandi, dan berangkat kuliah tanpa sarapan (udah kebiasaan dari SMP). Dalam perjalanan ke kampus, saya berpapasan dengan banyak sekali orang-orang yang membahas piala dunia. Beberapa perdebatan pun saya temui dari perbincangan orang-orang tadi. Bukan perdebatan panas memang, hanya sebatas hitung-hitungan siapa yang bakal lolos ke babak semifinal, dan siapa yang bakal mengemas koper lebih dini. Hitung-hitungan yang menurut saya lebih didasarkan faktor suka dan tidak suka ketimbang analisis mendalam tentang teknis di lapangan.
Yak, begitulah negeri ini, apapun yang menyangkut sepakbola pasti akan jadi bahan perbincangan yang menarik. Kultur sepakbola di Negeri ini sungguh dahsyat, segala lapisan dan kalangan akan berbaur kalau sudah berbicara masalah ini. Sayangnya prestasi timnas sepakbola kita tidak sedahsyat kultur tersebut. Sebuah pekerjaan rumah yang tak pernah diselesaikan Petinggi-petinggi PSSI, entah sudah berpuluh-puluh tahun lamanya prestasi timnas juga tidak cenderung membaik malah semakin kedodoran. Miris, tapi memang begitulah adanya.
Yak, begitulah negeri ini, apapun yang menyangkut sepakbola pasti akan jadi bahan perbincangan yang menarik. Kultur sepakbola di Negeri ini sungguh dahsyat, segala lapisan dan kalangan akan berbaur kalau sudah berbicara masalah ini. Sayangnya prestasi timnas sepakbola kita tidak sedahsyat kultur tersebut. Sebuah pekerjaan rumah yang tak pernah diselesaikan Petinggi-petinggi PSSI, entah sudah berpuluh-puluh tahun lamanya prestasi timnas juga tidak cenderung membaik malah semakin kedodoran. Miris, tapi memang begitulah adanya.