Kamis, 28 Juli 2011

Tribune View : Maju Terus Garuda!, Indonesia 4 - 3 Turkmenistan (PPD 2014)

Malam ini saya kembali jadi saksi betapa Indonesia itu, yang katanya Andi Bachtiar dalam salah satu tulisannya, adalah negerinya orang-orang gila. Iya, kami memang gila, dan kami justru bangga disebut gila. Bangsa ini memang sangat gila, kepada sebuah olahraga yang bernama sepakbola.

Malam ini, saya, untuk kesekian kalinya dibuat merinding ketika National Anthem kita, Indonesia Raya, bergaung dengan sangat dahsyat di Stadion Gelora Bung Karno. Ini yang namanya Nasionalisme itu, kami semua berteriak lantang tanpa malu-malu melantunkan bait demi bait, tak peduli merdu atau tidak. Sesuatu yang dulunya tak pernah saya temui ketika upacara bendera di sekolah. Kami memang tidak saling mengenal satu sama lain, tapi toh peduli setan dengan hal tersebut, kami datang untuk negara ini, Indonesia.

Malam ini pula, saya dan mungkin juga seluruh rakyat Indonesia, mendadak lupa dengan siapa itu Nazarrudin, siapa itu Gayus Tambunan, sengketa-sengketa mafia hukum, kasus-kasus korupsi, dan juga permasalahan hidup kami selama 90 menit. Kami larut dalam sebuah pesta rakyat.

Maka ketika sundulan Christian Gonzales melesat masuk ke sudut gawang, pecahlah euforia dan histeria. Senyum-senyum kegembiraan berhamburan, kami berpelukan, mengepalkan tangan, meloncat kegirangan serta membunyikan terompet keras-keras. Semuanya gegap gempita. Kemudian berturut-turut ketika El-Loco dan Mohammad Nasuha kembali menambah angka pada papan skor, euforia itu makin menggila. Kami bungah, kami merasa bangga sebagai sebuah bangsa. Indonesia jumawa dengan keunggulan sementara 3-0.


Lalu ketika lawan mulai mengejar ketertinggalan lewar sebuah gol, kami teriakkan lagi yell-yell kami. Kami kibaskan lagi syal-syal kami. Kami tabuh lagi genderang-genderang kami. Kami tiup lagi terompet-terompet kami. Dengan lebih kencang, lebih keras, dan lebih membahana. Tujuannya jelas, membangkitkan lagi kepak sayap Garuda-garuda Merah Putih. Berhasil, Muhammad Ridwan mencatatkan namanya di scoresheet, 4-1 Indonesia kembali memimpin jauh.

Minggu, 17 Juli 2011

Keping Puzzle Terakhir Manchester United

Salam Olahraga!!
Apa kabar mitra sepakbola di seluruh penjuru dunia semua? pada masa libur kompetisi seperti sekarang ini tentunya kita-kita sebagai jamaah taat liga-liga sepakbola dari pelbagai penjuru dunia, dipaksa untuk berpuasa menikmati atmosfer persaingan tim-tim elit dari liga-liga top dunia. Sebagai gantinya, kita disuguhi "persaingan" tim-tim tersebut di luar lapangan, yakni dalam hal transfer pemain. Bursa transfer adalah periode yang menarik untuk diikuti, karena selain agar kita selalu update mengenai susunan pemain suatu klub (pasti malu kan gak tau kalo Torres sekarang main di Chelsea, trus nyeletuk di tongkrongan kalo Torres masih jadi andalan Liverpool) juga sebagai ancang-ancang kita menyambut gemerlap musim berikutnya, yang tentunya akan lebih gempita dengan hadirnya muka-muka baru.

Pada tulisan ini, saya akan membahas sedikit mengenai pergerakan tim kesayangan saya, Manchester United, di bursa transfer musim panas kali ini, yang menurut saya cukup membuat geregetan fans-fans mereka di seluruh penjuru bumi.

Kamis, 14 Juli 2011

Semoga!


“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain”
Begitulah petikan kalimat yang kubaca dari sebuah buku berjudul “5cm” karangan Donny Dirghantoro beberapa waktu yang lalu. Terdengar klise dan simpel, tetapi pada praktiknya, tak semua orang telah memberikan manfaat bagi orang lain. Begitupun dengan aku, sudah lama tak pernah jadi sesuatu. Aku hanyalah penggembira, dari garda belakang.
Lalu akhirnya, sebulan terakhir ini, aku bisa merasakan bagaimana rasanya bermanfaat bagi orang lain. Tak melulu untuk hal yang besar-besar memang, tapi masa bodoh dengan itu, karena perasaan merasa berguna, sekecil apapun itu, akan memberi kepuasan tersendiri.
Meski itu cuma sesederhana memberi tahu di mana letak toilet, mengantar berkas-berkas ke lantai atas, mengetuk-ngetuk tuts keyboard hingga terdengar gaduhnya dari seberang sekat, atau membuka tumpukan amplop-amplop yang disegel rapat oleh pengirimnya. Iya, cuma sesederhana itu, tapi itu kan yang namanya bermanfaat itu??...
Esok adalah awal, awal dimana aku memulai jalan kembali kesana. Akan datang lagi waktu-waktu itu, dimana aku akan bisa (lebih) bermanfaat lagi. Semoga!
Bangun pemudi pemuda Indonesia
Tangan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmu lah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa