Kamis, 31 Januari 2013

Sambat

-tentang keluhan, dan hal-hal yang belum selesai

Entah sudah keberapa kali saya harus membuka tulisan saya dengan sebuah keluhan. Kali ini pun tidak jauh beda, bahkan melulu sebuah repetisi. Ini lagi-lagi tentang pekerjaan. Lebih tepatnya tentang pekerjaan yang tidak pernah habis-habis dan selalu datang lagi, bahkan saat pekerjaan yang lama belum rampung disentuh separuhnya.

Kita semua tahu, bekerja itu memang kadang-kadang membosankan. Dan saya seringkali mengeluh karena itu. Barangkali apa yang saya lakukan itu —mengeluh tentang pekerjaan— adalah sebuah fallacy yang maha menggelikan bagi seorang pekerja seperti saya, dan mungkin juga untuk anda. Tapi bukankah mengeluh adalah sebuah fundamen yang melekat pada seorang manusia sejak ia dilahirkan?

Minggu, 27 Januari 2013

Tribune View : Macan Mulai Bergigi, Persija Jakarta 1 - 0 PSPS Pekanbaru (Indonesian Super League)


Barangkali sudah jadi tradisi bagi Persija Jakarta untuk selalu bermasalah dalam soal non teknis saban menjelang musim bergulir, setidaknya jika kita merunut dua atau tiga tahun ke belakang. Jika di tahun-tahun sebelumnya tim kebanggaan ibukota ini selalu dirongrong problem dualisme tim dengan Jakarta FC 1928 — kesebelasan antah berantah yang tiba-tiba saja mengklaim diri sebagai Persija yang paling hakiki, sebelum akhirnya divonis palsu dengan dimenangkannya Persija Jakarta versi Ferry Paulus lewat proses pengadilan —  untuk tahun ini, isu non teknis yang muncul tak kalah pelik : boikot oleh pemain.

Selasa, 01 Januari 2013

Setahun Kemarin

Ia telah lewat. Ia telah berakhir.

Semalam, 2012 telah menyelesaikan tugasnya, menemani kehidupan manusia selama setahun kalender penuh. Banyak hal terjadi di sepanjang 2012, dan bagi saya, 2012 boleh dibilang adalah tahun yang tak begitu menyenangkan. Ada banyak kekecewaan di sepanjang 2012, meskipun tidak sedikit juga senyum-senyum kegembiraan yang menyempal dari dalam tanah di sepanjang 2012.

Tapi 2012 adalah fase dimana kekecewaan memang terasa begitu akrab dengan kehidupan. Mungkin karena selama ini jarang dikecewakan, maka begitu kekecewaan datang menghantam, pun dengan intensitas yang bertub-tubi, saya jadi gamang. Saya lupa kalau sebagai manusia, setiap kali kita berharap, kita harus selalu siap untuk dikecewakan. Dan begitulah yang kejadian.