Minggu, 28 Oktober 2012

#KamisKeBioskop : Perahu Kertas - Bagian 2


Saat menyaksikan Perahu Kertas bagian pertama beberapa waktu silam, saya menemukan keasyikan yang tak didapat kala menyaksikan film-film drama buatan Indonesia yang lain. Sinematografinya bagus, scoring-nya memukau, jalan ceritanya menarik, akting pemerannya tidak buruk-buruk amat, humor-humor yang diselipkan di dalamnya juga segar. Karena itu, ketika kisah lanjutannya mentas di bioskop mulai awal bulan ini, saya cukup antusias untuk menyaksikannya.

Yah, meskipun banyak yang mencibir film ini, meskipun banyak yang bilang kalau sekuelnya ini mengecewakan, meskipun banyak yang merekomendasikan untuk tidak menonton film ini; demi Maudy Ayunda dan dua gigi kelincinya yang menggemaskan itu, saya meneguhkan tekad untuk pergi ke bioskop. Thus, jadilah pada hari kamis itu (18/11/2012), dua minggu yang lalu, saya pergi berlayar untuk yang kedua kalinya bersama Perahu Kertas.

Minggu, 21 Oktober 2012

Banyumas dan Kisah Sebuah Sungai


Belakangan ini saya merasa rutinitas kantor sudah begitu menjemukan kalau tak boleh dibilang menyebalkan. Aktivitas yang monoton, plus tunggakan pekerjaan yang tak henti-henti dan kian hari makin menggunung, telah hampir membikin saya menjadi robot yang cuma tahu dua hal : merekam dan merekam.

Bukan saya tak menikmati pekerjaan saya, tapi manusia kan memang dilahirkan sebagai makhluk yang mudah bosan. Se-legowo apapun seorang manusia, tetap saja akan ada suatu masa dimana dia merasa jengah dan harus keluar mencari udara segar supaya kepalanya tidak meledak akibat disulut stress yang sudah mengubun-ubun. Saya pun demikian. Karena itu pada akhir pekan kemarin (5/10/2012), berangkatlah saya mengunjungi daerah Banyumas dan Purwokerto demi melarikan diri dari banalnya rutinitas kantor serta melemaskan otot-otot saraf yang sudah mulai kejat akibat kerjaan yang tak habis-habis. Sudah saatnya saya pergi berlibur. My friend, it's a vacation time!!

Senin, 01 Oktober 2012

Sehabis Hujan


Hujan, bukanlah sahabat karib bagi kebahagiaan. Karenanya, hampir tidak ada satupun manusia di kolong langit ini, yang ingin merayakan hari ulang tahunnya di bawah gelontoran bulir-bulir hujan. Bahkan, dalam gerimis yang paling ringkih sekalipun.

Tapi nasib memang kesunyian milik masing-masing, dan seperti itulah bagaimana nasib menuntunku dalam perayaan hari kelahiranku kali ini. Menyandang kaos ala kadarnya dan celana mambo dekil, yang jadi makin tak enak dilihat karena basah kuyup habis tertempa guyuran hujan, aku terduduk nanar di pojokan halte bus sekitaran wilayah Pasar Rebo.