Rabu, 25 April 2012

Menerawang Jawara NBL Indonesia Musim Ini


Kompetisi bola basket nomor wahid di tanah air, NBL Indonesia, perlahan-lahan kian memasuki fase akhir. Setelah menjalani enam series yang melelahkan pada babak regular season, serta melahap gim-gim sarat emosi dalam babak eliminasi championship series, yang dihelat di Jogjakarta sejak awal pekan ini, kini kompetisi yang tadinya diikuti oleh 12 tim itu tinggal menyisakan empat tim terkuat yang akan beradu kekuatan dalam partai hidup mati di fase semifinal. Mereka adalah juara bertahan Satria Muda Britama, Dell Aspac, Garuda Speedy, serta Pelita Jaya Esia.

Menarik untuk menyimak siapa diantara keempat tim tersebut yang nantinya bakal menggondol piala emas kebanggaan ranah basket tanah air, sekaligus menahbiskan diri menjadi yang terbaik. Bisa jadi Satria Muda akan kembali jadi juara untuk yang kesekian kalinya. Mungkin juga sekarang giliran tim bertabur bintang Pelita Jaya Esia, yang rasa-rasanya kian penasaran setelah gagal juara pada musim lalu. Bisa juga sekarang adalah saat yang tepat bagi raksasa basket yang telah cukup lama mengalami puasa gelar, Dell Aspac, untuk bangkit dan kembali pada trah-nya dengan menjadi juara. Atau malah Garuda Speedy yang akan berhasil menyingkirkan lawan-lawannya untuk menggenggam gelar juara. Semua tim punya peluang, semua tim punya kans, dan semua tim jelas sama berambisinya untuk menjadi juara.

Menerawang siapa yang akan keluar sebagai jawara --sesuai judul yang saya bikin di atas-- jelas tidak mudah. Akan tetapi, menilik jadwal pertandingan semifinal yang terpampang, serta mempertimbangkan beberapa faktor yang ada, rasa-rasanya siapa yang akan menjadi juara musim ini sudah dapat tercium sejak sekarang. Penasaran? mari kita usut satu per satu.



Semifinal #1 : Pelita Jaya Esia vs Dell Aspac
Dimulai dari laga semifinal pertama yang akan mempertemukan Pelita Jaya Esia dengan Dell Aspac. Laga yang akan mentas besok siang (26 April) ini akan menjadi momentum revans bagi Pelita Jaya Esia yang dipermalukan oleh Dell Aspac 52-61 pada babak awal championship series, 23 April kemarin. Rekor pertemuan keduanya kini menjadi sama kuat 2-2, yang artinya, kedua tim ini memang lawan yang sepadan dan seimbang.

Pelita Jaya dikenal gemar melakukan serangan fast break cepat yang ditunjang dengan keberadaan pemain-pemain dengan pace di atas rata-rata dalam skuad mereka, semisal Dimas Aryo Dewanto, Kelly Purwanto, serta Erick Sebayang. Mereka juga piawai mengeksekusi tembakan tiga angka dengan adanya wingmen tajam semodel Ary Chandra dan Andi Batam di sisi-sisi lapangan. Sementara itu, Dell Aspac dikenal memiliki defense yang kokoh berkat adanya big man trengginas macam Isman Thoyib, Pringgo Regowo dan Antonius Joko di bawah ring mereka. Aspac juga tak kalah berbahaya ketika melakukan fast break dan eksekusi tembakan tiga angka karena mereka memiliki Xaverius Prawiro dan Mario Gerungan yang fasih melakukan kedua hal tersebut.

Melihat bagaimana Aspac mampu meredam field goal Pelita Jaya sekaligus jumawanya Isman Thoyib kala berduel satu lawan satu di bawah ring dengan Fidyan Dini dalam laga sebelumnya (12 def. rebounds oleh Thoyib berbanding 2 off. rebounds milik Yandi), rasa-rasanya pertandingan kali ini pun akan jadi milik Aspac. 

Keadaan bisa berubah seandainya Pelita Jaya bisa bermain seperti di series Jakarta, 5 April kemarin. Di pertandingan itu, Pelita Jaya sukses meredam eksplosifitas Xaverius dan Mario Gerungan yang dipaksa mencatat null point alias tak mencetak satu poin pun. Selain itu, keluarnya Yandi sebagai pengumpul poin terbanyak dengan 17 poin di pertandingan tersebut, berbanding nol yang dikemas Thoyib, mengindikasikan kalau Pelita Jaya harus memenangi duel-duel under basket jika mereka ingin mengangkangi Aspac dan melaju ke final.

Menariknya, seandainya Aspac kalah pada laga besok, mereka masih memiliki kesempatan untuk mengadakan rematch dengan Pelita Jaya pada hari Jum'at (27 April), lantaran mereka tak terkalahkan selama babak eliminasi di  championship series kemarin. Sedangkan Pelita Jaya sendiri sudah pernah tumbang satu kali, yang menyebabkan "nyawa" yang mereka punya kini tinggal satu buah. Nah, kalau sudah demikian, rasa-rasanya memang Aspac yang akan melaju ke final, meskipun mungkin perjalanan mereka tak akan terlalu mulus. Bertanding dua kali? sangat mungkin terjadi! :)



#Semifinal #2 : Satria Muda vs Garuda Speedy
Pertandingan semifinal yang lain akan mempertemukan Satria Muda dengan Garuda Speedy. Mentas menjelang malam setelah laga Pelita Jaya dengan Aspac kelar, laga ini jelas menghadirkan bumbu rivalitas yang seru dan menarik untuk disimak.

Sudah jadi rahasia umum kalau fans Garuda kebanyakan antipati terhadap segala hal yang berbau Satria Muda. Dan tentu juga sudah bukan rahasia lagi kalau point guard andalan SM, Faisal Julius Achmad, adalah public enemy number one bagi mereka. Setiap kali Faisal menyentuh bola, gemuruh "booo..." akan langsung terdengar dari tribun sarang suporter-suporter Garuda. Hal ini jelas akan menambah seru atmosfer pertandingan yang memang sudah seru sejak awal.

Musim ini skuad Garuda memang tak segemerlap beberapa musim lalu. Hanya saja, kehadiran coach Wan Amran, yang musim lalu berhasil membawa CLS Knights menjadi runner-up, sangat terasa dalam mengatrol permainan Hendru Ramli dkk, terutama dari segi defense. Masuknya Christ Gideon dan Vinton Nolland juga membuat kedalaman skuad menjadi semakin merata, meski tak bertabur bintang. Sayangnya, hal itu sepertinya belum cukup untuk meredam Satria Muda yang musim ini tampil bagus dan konsisten.

Mungkin kebanyakan dari kita sudah jenuh ketika melihat SM menjadi juara, tapi apa boleh bikin, SM memang tim yang kuat dan amat susah buat dikalahkan. Musim ini mereka ditinggal pilar-pilar pentingnya seperti Rony Gunawan dan Amin Prihantono yang difokuskan untuk mengikuti ajang ABL. Selain itu Youbel Sondakh juga hanya bermain satu kali di fase regular season. Hal ini masih ditambah hengkangnya coach Fitor "Ito" Roring. Toh, meskipun demikian, SM masih tetap kuat. Dan hal itu terbukti dengan keberhasilan mereka menjadi jawara di regular season.

Hilangnya pilar-pilar tim coba disubtitusi dengan menghadirkan rookie-rookie berbakat semisal Arki Dikania Wisnu dan Vamiga Michel yang terbukti langsung nyetel dengan permainan SM. Kepergian Ito juga mulai tak begitu menganggu karena Ocky Tamtelahitu, yang didaulat jadi suksesor Ito, nyatanya juga bisa membuat SM tampil bagus. Belum lagi mental juara yang dimiliki SM, buah dari tujuh kali menyabet gelar juara. Kesemua hal ini jelas membuat SM tetap layak dilabeli sebagai unggulan untuk melaju ke babak final.

Menilik rekor pertemuan keduanya musim ini, Garuda sementara sukses mengungguli SM dengan dua kemenangan berbanding satu. Akan tetapi di babak ini rasa-rasanya mental juara yang dimiliki SM akan berperan besar sebagai faktor penentu. Apalagi SM juga masih memiliki dua "nyawa", sama seperti Aspac. Yang artinya kalaupun mereka kalah pada laga besok, mereka masih memiliki kesempatan sekali lagi pada laga rematch yang akan dihelat esok harinya. Yap, saya memprediksi Satria Muda lah yang akan melaju ke laga final untuk melawan Aspac.



Final Match : Satria Muda vs Dell Aspac
Nah, menurut prediksi di atas, kedua tim inilah yang akan bertemu di final untuk memperebutkan gelar juara. Di atas kertas, Satria Muda masih lebih unggul dibanding Aspac jika menilik rekor pertemuan mereka musim ini. Dari tiga pertandingan, SM berhasil mempecundangi Aspac sebanyak tiga kali. Yap, agregat 3-0 jelas mengindikasikan bagaimana Aspac selalu mati kutu kala bertemu SM.

Menurut pertandingan yang sudah-sudah, SM biasanya akan menginstruksikan pemain-pemainnya, terutama Faisal dan Arki, untuk melakukan drive-drive ke dalam serta mencari foul dari pemain Aspac. Tujuannya jelas, membikin pemain-pemain Aspac yang jago dalam bertahan --terutama Isman Thoyib-- terkena foul trouble. Kalau strategi ini sukses berjalan, defense Aspac akan bocor dan SM akan leluasa mencetak poin demi poin untuk mengamankan gelar juara mereka yang ke delapan.

Situasi mungkin bisa berubah kalau Aspac tidak terpancing permainan agresif SM dan tetap sabar kala melakukan defense. Kunci lainnya adalah field goal yang super wangi serta naungan sedikit keberuntungan. Ya, tak bisa dipungkiri memang, melawan SM yang punya mental juara tinggi jelas amat membutuhkan kedua hal tersebut. Kalau Aspac bisa unggul jauh dari SM sejak kuarter awal dan sukses me-maintain interval poin yang lebar sampai pada kuarter ke empat, mereka akan bisa menjadi juara sekaligus memupus dominasi SM selama beberapa tahun terakhir.

Meskipun demikian, saya sih tetap yakin kalau SM lah yang tetap akan keluar menjadi juara (lagi) musim ini. Bosan memang, tapi apa boleh bikin, mereka memang kuat dan layak untuk keluar sebagai juara NBL musim ini. Saya sendiri sebenarnya adalah fans dari Garuda Speedy, yang tentu saja berharap kalau mereka yang akan keluar sebagai juara dan sama sekali tidak ingin SM jadi juara lagi musim ini. Tapi ya, sekali lagi, di atas kertas, Satria Muda memang layak juara, dan sepertinya memang akan demikian tuh hasilnya.

********

Nah, begitulah kira-kira prediksi saya soal final four NBL Indonesia musim ini. Yang namanya prediksi jelas amat sangat mungkin kalau hasilnya meleset dari sasaran. Meski tidak menutup kemungkinan juga kalau hasilnya bisa benar sesuai perkiraan. Soal siapa yang jadi juara, saya yakin kita semua punya pilihan dan jagoan masing-masing. Satria Muda? Aspac? Garuda? atau Pelita Jaya? Mari kita tunggu saja hasilnya pada 29 April mendatang.

Adios - Gale

Tidak ada komentar:

Posting Komentar