Minggu, 16 September 2012

#20


Kala waktu silam, saya pernah membikin satu janji lewat kericau belantara twitter, yang kurang lebih isinya berbunyi begini : "Jikalau Robin Van Persie, yang kedulu beken sebagai kapten, topskor, serta lokomotif pengerek laju Arsenal musim lalu itu benar-benar sudi mengganti kostum berlogo meriam jadul milik Arsenal dan menggantinya dengan seragam "taplak meja" merah hitam milik Manchester United, yang konon telah dinobatkan sebagai salah satu fashion item paling awful sejagad raya itu, maka saya akan dengan senang hati membeli sebiji jersey "taplak meja" tersebut, lengkap dengan nameset bertuliskan namanya di punggung."


Tentu saja saya pada awalnya tak begitu yakin kalau nazar tersebut pada akhirnya bakal kejadian.

Kita semua tentu sudah tahu kalau Arsene Wenger adalah seteru abadi dari Sir Alex Ferguson. Jauh sebelum adanya rivalitas segi empat dengan Jose Mourinho dan Rafa Benitez, rivalitas Sir Alex dan Wenger sudah lebih dulu mengakar dan lebih membara dibanding rivalitas antara Dewi Perssik dan Julia Perez. Karenanya, hampir tidak ada transaksi jual-beli pemain di antara keduanya, terutama untuk pemain yang berkategori bintang.

Yah, meskipun kita tahu bahwa Arsenal belakangan ini memang terkenal sebagai feeder club yang fokus utamanya bukan lagi sepakbola, melainkan berdagang pemain (yang selalu mereka agung-agungkan dengan sebutan The Arsenal Way, ehem), nama Manchester United dapat dipastikan selalu masuk daftar hitam kala Arsenal mulai menggelar lapaknya di musim transfer. Kepindahan Samir Nasri ke Manchester City musim lalu adalah contoh termutakhir bagaimana Arsene Wenger sangat antipati melihat pemainnya dilatih oleh Sir Alex, seolah-olah dia akan terkena gatal-gatal seumur hidup bila ada pemainnya yang pindah ke United.

Tapi Gusti Allah selalu mempunyai selera humor yang unik. Disaat jalan kepindahan pemain Arsenal lainnya ke pangkuan Sir Alex sanggup ia sabotase, malah kepindahan sang kapten yang gagal dibendung oleh Wenger. Saga transfer Robin Van Persie yang pada awalnya tak pernah sedikitpun menghembuskan angin segar bagi para pendukung United, pada akhirnya malah berakhir bak ending ala FTV dengan mendaratnya Robin Van Persie di Old Trafford, setelah ditebus dengan harga 24 juta pounds, yang konon overpriced untuk pemain yang sudah berumur dan rentan cedera.

Dan karena janji adalah hutang, serta hutang adalah sesuatu yang harus dilunasi, dengan telah resminya kepindahan seorang Robin Van Persie ke Manchester United, mau tak mau, saya pun harus bersegera membeli jersey "taplak meja" sebagaimana yang telah saya nazarkan sebelumnya.

Maka sesederhana yang dilakukan Joni kepada Angelique dalam film Janji Joni, serta Merpati-merpati dalam buku karangan Mira W, saya pun menyikapi janji dengan cara yang tak jauh berbeda, yaitu menepatinya.

Jersey taplak meja #20
Tentu saja bukan bermaksud untuk pamer atau mengolok-olok fans Arsenal jika saya sengaja memajang gambar di atas pada laman blog ini. Foto tersebut hanyalah sarana pembuktian bahwa sebuah janji yang dulu sempat diucap, telah ditepati oleh si pembikinnya.

Maka, jikalau kelak malaikat di akhirat menanyakan perihal janji tersebut kepada saya pada saat melakukan hisab, saya akan bisa menjawabnya dengan meminjam jargon milik keluarga Lannister dalam film seri Game of Thrones, untuk kemudian melantunkannya dengan penuh khidmat : "... a Lannister always pays his debt! " Demikianlah.


Adios - Gale

Tidak ada komentar:

Posting Komentar