-tentang keluhan, dan hal-hal yang belum selesai
Entah sudah keberapa kali saya harus membuka tulisan saya dengan sebuah keluhan. Kali ini pun tidak jauh beda, bahkan melulu sebuah repetisi. Ini lagi-lagi tentang pekerjaan. Lebih tepatnya tentang pekerjaan yang tidak pernah habis-habis dan selalu datang lagi, bahkan saat pekerjaan yang lama belum rampung disentuh separuhnya.
Kita semua tahu, bekerja itu memang kadang-kadang membosankan. Dan saya seringkali mengeluh karena itu. Barangkali apa yang saya lakukan itu —mengeluh tentang pekerjaan— adalah sebuah fallacy yang maha menggelikan bagi seorang pekerja seperti saya, dan mungkin juga untuk anda. Tapi bukankah mengeluh adalah sebuah fundamen yang melekat pada seorang manusia sejak ia dilahirkan?
Kita semua tahu, bekerja itu memang kadang-kadang membosankan. Dan saya seringkali mengeluh karena itu. Barangkali apa yang saya lakukan itu —mengeluh tentang pekerjaan— adalah sebuah fallacy yang maha menggelikan bagi seorang pekerja seperti saya, dan mungkin juga untuk anda. Tapi bukankah mengeluh adalah sebuah fundamen yang melekat pada seorang manusia sejak ia dilahirkan?