Kamis, 03 Februari 2011

The Legends #1: Cliff Burton, and the Memories of a Great Bassist

Ahoy skipper, Tahun kelinci telah tiba dan untuk menyambutnya saya akan menggoreskan
sedikit cerita mengenai perjalanan hidup salah satu Bassist legendaris yang menjadi inspirasi bagi bassist-bassist pada masa sekarang ( trus apa hubungannya Bassist sama Gong Xi Fat Choi???), seoang bassist yang memiliki karakter serta tentunya memiliki bakat yang luar biasa dalam bermusik. Orang itu adalah Cliff Burton, bassist tersohor Metallica sebelum Jason Newstead dan Robert Trujillo. Sosok yang sering disebut-sebut sebagai Bassist terbaik di dunia yang konon tidak ada yang mampu menggantikan perannya di Metallica bahkan oleh Rob Trujillo (Bassist Metallica sekarang) sekalipun.

Clifford Lee Burton atau biasa dikenal dengan nama Cliff Burton adalah anak ketiga dari pasangan Ray Burton dan Jan yang lahir pada tanggal 10 Februari 1962 di Castro Valley, California. Cliff kecil mulai mengenal musik sejak usia 6 tahun, saat itu ia mulai coba-coba mengikuti kursus piano lantaran ayahnya sering mendengarkan music klasik bersamanya. Sejak usia 13 tahun, Cliff mulai berkenalan dengan bass, Steve Doherty adalah guru bass pertamanya. Cliff belajar bermain bass selama beberapa tahun mulai dari September 1978 sampai sekitar Januari tahun 1980. Pada masa itu Cliff juga berhasil menyelesaikan sekolahnya di Castro Valley High School. Menurut orangtuanya, Cliff memiliki ambisi menjadi seorang bassist handal demi kakaknya yang meninggal pada medio 1975 akibat brain aneurysm. Setelah lulus dari Castro Valley High School, Cliff melanjutkan pendidikannya di Chabot Junior College, sebuah Perguruan Tinggi Musik di wilayah California Utara. Dari sinilah petualangannya sebagai anak band bermula. Berkawan dekat dekat Jim Martin, gitaris Faith No More, Cliff mulai membentuk band yang serius yang diberi nama Agents of Misfortune.

Cliff mulai berkenalan dengan industri rekaman ketika bergabung dengan band bernama Trauma pada tahun 1982. Perjodohannya dengan Metallica dimulai ketika Trauma mengisi acara Whiskey a Go Go di Los Angeles. Pada pertengahan konser, ia memainkan solo bass-nya yang di kemudian hari diberi judul (Anesthesia) Pulling Teeth. Di antara kerumunan pengunjung acara tersebut ternyata terselip James Hetfield dan Lars Ulrich, dua dedengkot Metallica. Mereka sempat mengira solo bass yang dimainkan Cliff adalah suara gitar yang dimainkan gitaris Trauma. Mereka terkejut begitu merapat ke panggung ternyata yang berdiri di sana adalah seorang bassist dengan bassnya. Kagum dengan aksi tersebut, beberapa waktu kemudian James lantas mengontak Cliff untuk meminta dia menggantikan Ron McGovney sebagai bassist Metallica. Ron dianggap tidak lagi memiliki komitmen dengan Metallica lantaran sibuk dengan urusan pribadinya. Tawaran tersebut langsung disambarnya tapi dengan syarat Metallica mau memindahkan markasnya ke California. Syarat yang juga langsung disetujui oleh punggawa-punggawa Metallica lainnya, alhasil pindahlah markas Metallica dari Los Angeles ke California dan dimulailah petualangan baru Metallica bareng Cliff. Para personil Metallica sampai rela menumpang dirumah soundman mereka Mark Witaker demi memenuhi persyaratan yang diajukan Cliff sebuah pengorbanan yang terbayar lunas dikemudian hari.

Cliff memulai pentasnya dengan Metallica, ia mulai jadi bahan obrolan lantaran gaya ngebassnya yang unik dan liar di atas panggung. Kibasan rambutnya ketika berputar sambil ngebass, serta gaya kincir anginnya yang legendaris adalah sajian yang selalu ditunggu-tunggu penonton ketika Metallica mentas. Gayanya yang liar di atas panggung ternyata berbeda 180 derajat dengan kehidupan sehari-harinya. Cliff dikenal sebagai sosok yang ramah, rileks, dan ceria kepada siapapun. Ia adalah sosok yang paling dihargai, baik di dalam keluarga besar Metallica maupun oleh fans. Rilisnya album Master of Puppets membuat nama Metallica meledak, tawaran manggung pun langsung membanjir dan Metallica mentahbiskan dirinya menjadi band Metal terbaik saat itu. 

Akhir September 1986, setelah sukses menggelar konser bareng Ozzy Osbourne dalam tur bertajuk Damage Inc di Amerika Serikat, Metallica menggeber konsernya ke benua Eropa. Dalam tur Eropa inilah Cliff akan mementaskan aksi panggung terakhir kalinya bersama Metallica. Tepatnya 24 September 1986, setelah sukses menggempur Inggris, rombongan Metallica melanjutkan perjalannya ke wilayah Skandinavia. Sesuai jadwal mereka akan membakar kota Lund pada 24 September, Oslo 25 Setember, dan Stockholm pada 26 September. Ketiga panggung tersebut dilewati dengan sukses, namun siapa sangka pergelaran di kota Stockholm tersebut akan jadi panggung terakhir Cliff Burton, di konser tersebut, Cliff juga memainkan solo bassnya untuk yang terakhir kali. Sebuah konser yang selalu dikenang oleh para pesonel Metallica serta para Fansnya.

Pada dini hari, Sabtu 27 September, rombongan Metallica berencana melanjutkan tur-nya ke Kopenhagen dengan menggunakan bus. Sebelum tidur, para personel Metallica sepakat untuk bermain kartu guna menentukan ruang yang dipakai untuk tidur dalam bus. Siapapun yang menang dalam permainan tersebut boleh memilih ruang manapun yang ia inginkan untuk digunakan sebagai tempat tidur. Ternyata Cliff lah yang keluar sebagai pemenang dalam permainan tersebut, setelah ia mendapat kartu As sekop, sementara tiga personel lainnya memperoleh kartu yang lebih rendah. Cliff pun memilih tempat tidur yang biasa digunakan Kirk Hammet, yakni di dekat jendela bus. Cliff langsung terlelap karena kelelahan. Dan tidak ada yang menyangka bahwa peristiwa tersebutlah yang akan menjadi penyebab meninggalnya Cliff.

Pukul 6 pagi, ketika semua awak rombongan sedang nyenyak-nyenyaknya tertidur, bus yang sedang melewati daerah Ljungby Municipality tiba-tiba tergelincir karena menabrak genanga es di tengah jalan. Bus pun kemudia terpental keluar jalur dan menghantam rimbunan alang-alang. Cliff yang sedang tertidur sampai terpental keluar jendela sebelum akhirnya terlindas oleh roda bus. Seketika itu Cliff meninggal dunia.

Sementara di dalam bus juga terjadi kritis, Lars Ulrich mengalami patah jari, Kirk Hammet sempat pingsan sejenak, sementara James Hetfield juga mengalami cedera meskipun tidak terlalu parah. Aiden Mullen dan Fleeming Larssen ( teknisi Metallica) bahkan sempat terjepit diantara konstruksi bus. Saat keadaan mulai tenang mereka buru-buru keluar dari bus nahas tersebut. Kirk serta James sempat memaki-maki supir bus mereka sebelum akhirnya mereka menyadari bahwa ada seseorang yang tidak kelihatan, yakni Cliff Burton.

Merasa ada yang tidak beres, mereka bergegas mencari Cliff, sebelum akhirnya mereka menemukan jasad Cliff di bawah roda bus. Semua pun terkejut dan sontak menangisi kepergian Cliff. Terutama Kirk Hammet, terlihat amat terpukul dan sangat menyesali kepergian Cliff, hal ini lantaran permainan kartu sebelumnya diusulkan olehnya. Ia merasa “berandil” atas kematian Cliff. Dalam penuturannya di Surat kabar Swedia pada Tahun 1996 (10 tahun setelah kematian Cliff) Kirk menyebutkan “Kami selalu terkenang setiap berkunjung ke Swedia. Bernostalgia dengan konser-konser kami yang sukses dan juga tragedi nahas itu. Sebuah kenangan yang buruk karena Cliff merupakan bagian besar dari sejarah Metallica dan hidup saya. Antara sadar dan tidak sadar, saya selalu memikirkan Cliff. Saya merasa sangat bersalah, bahkan terkadang suara dalam kepala saya berkata bahwa sayalah yang seharusnya tewas pada hari itu.”

Menurut hasil otopsi, Cliff dinyatakan tewas karena mengalami compression thoracis cum contusion pulm atau penyumbatan dada yang fatal disertai kerusakan paru-paru. Jasad Cliff dipulangkan ke Amerika untuk dikremasi di kampung halamannya, Castro Valley. Abu kremasi Cliff ditebar di peternakan Maxwell tempat Cliff biasa menghabiskan masa senggangnya. Upacara kremasi dilakukan pada tanggal 7 Oktober 1986 dengan diiringi lagu Orion yang diambil dari album Master of Puppets. Sebuah lagu yang belum pernah dimainkan Cliff pada saat live, bahkan Metallica sendiri baru membawakan lagu tersebut secara live pada tahun 2006.

Ibunda Cliff, Jan Burton, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas semua surat yang dikirimkan kepadanya sebagai ungkapan belasungkawa. Ia merasa terharu atas perhatian yang diberikan oleh seluruh orang atas kematian Cliff. Sebuah hal yang menurutnya sangat berarti dan sangat membantunya dalam melewati masa-masa sulit setelah kepergian Cliff. Pada 30 september 2006, bertepatan dengan 20 tahun meninggalnya Cliff, sebuah prasasti batu dibuat oleh Miguel Pino di lokasi kejadian tragedi bus Metallica, sebagai bentuk penghormatan bagi Cliff.

Demikianlah kisah hidup seorang Cliff Burton, seorang bassist yang dikaruniai talenta hebat serta kepribadian yang bersahaja. Cliff Burton akan selalu dikenang oleh kita sebagai bassist terbaik, bahkan oleh kita yang tidak menyaksikan langsung masa jayanya di atas panggung. Goodbye Cliff, though you are gone, your memory lives on and your music will be with us forever.


(dari berbagai sumber)
Adios - Gale

Tidak ada komentar:

Posting Komentar