Jumat, 12 Agustus 2011

Menuju Wisuda, dan Mencoba Melampauinya!

Mengantri itu menyebalkan, cukup sama menyebalkannya dengan dibokerin biawak terbang yang tokainya encer-encer nanggung sedikit kenyal *muntah. Lantas apa yang ada di pikiran orang-orang ini ketika mereka memutuskan untuk mengantri semenjak bilal adzan shubuh baru mulai pemanasan kerongkongan, padahal loket baru dibuka sekitar pukul 08.00 pagi?

Apakah mereka ingin beli tiket pertandingan timnas Indonesia?
Apakah mereka ingin beli tiket mudik ke kampung halaman?
Apakah mereka ingin melihat payudara Malinda Dee yang baru dioperasi?

Oh ternyata tidak, ternyata mereka ini hendak mengantri Tiket-Wisuda-STAN-2011-dengan-dua-pendamping. Iya, wisuda kampus saya untuk angkatan ini memang cukup unik, karena Wisudawan yang ingin didampingi 2 pendamping hanya disediakan kuota sebanyak 800 orang. Maka dengan berlebihnya demand yang bertemu dengan terbatasnya supply (azeek, udah mirip Adam Smith nih saya), tercetuslah sebuah persaingan ketat yang berjudul : "BEREBUT TIKET WISUDA 2 PENDAMPING". Epik.

Persaingan yang mungkin apabila dianalogikan akan seperti persaingan dalam kejuaraan Beyblade, dimana nasib dunia ditentukan dalam sebuah pertandingan gangsing (sumpah, saya masih nggak ngerti bagaimana ceritanya main gangsing bisa menyelamatkan nasib dunia. Cuma ada 2 penjelasan atas hal itu: 1. Pembuat cerita beyblade lagi mabok waktu nulis ceritanya; 2. Pembuat cerita beyblade lagi mabok waktu nulis ceritanya. Ah sudahlah). Maka dari itu peribahasa "Ngantri kesiangan, tiket dipatok ayam" sangat berlaku pada hajatan kali ini. Berpegang teguh pada peribahasa tersebut, saya dan beberapa kawan saya sebelumnya sudah bersepakat untuk berangkat menuju TKP segera setelah mendengar kata "IMSAAKKK..." dari pengeras suara Masjid terdekat.

"Terus nanti Sholat Subuhnya gimana??" tanya seorang teman saya.

"Udah lah, sekali kali nggak sholat nggak apa-apa, daripada telat nggak dapet tiket." teman saya yang satunya menimpali dengan brilian.

"Anggap aja ini jihad bro, demi orangtua kita. Pahalanya lebih gede jihad." balas seorang teman saya yang lain.

Saya yakin, semua teman saya yang lain juga tahu kalau itu adalah pembenaran yang sesat, tapi akhirul debat, kami tetap berangkat, dan nggak sholat subuh... Epicfail.
#AmpuniBaimDanTemanTemanBaimYaAllah


Tapi demi belalang sembah yang naik komidi puter pake boxer hula-hula, ternyata di TKP sudah ada gerombolan calon wisudawan memasang tampang unyu yang ngantri duluan, ini jelas kamprettt namanya Щ(ºДºщ). Beruntung saya dkk masih dapat antrian di garda depan. Selang beberapa menit, gerombolan-gerombolan "Para Pencari Tiket" yang lain mulai berdatangan bak air bah (iya saya tau ini lebay). Maka antrian pun mulai mengular sampai ke air mancur STAN padahal jam menunjukkan belum genap pukul lima pagi. Aroma-aroma semerbak ketek jamban dan diselingi bebauan mirip kentut yang tak diakui tuannya pun mulai bersliweran di sela-sela para pengantri (ps: saya juga ikut berkontribusi) . Selanjutnya, antrian masih cukup tertib ketika sekitar pukul enam lebih, pintu masuk ke lobby Gedung J di buka. Bak orang kebelet boker yang sudah ditahan selama enam dasawarsa, kami pun berhamburan masuk. Suasana riuh, Gedung J serasa dijarah fans-fans ababil Justin Bieber pagi itu. *langsung panggil mobil sedot tinja

Yang terjadi berikutnya adalah momen bengong-mati-gaya-nggak-tahu-mau-ngapain karena panitia mengumumkan kalau pendaftaran tetap baru dibuka pada pukul delapan meski pintu sudah dibuka. Beberapa menit berlalu dan pepatah "Air beriak, tanda tak tahan" mulai menghantui saya. Iya, saya kebelet boker di tengah-tengah antrian yang panjang, ini jelas musibah Щ(ºДºщ). Beruntung, teman saya kemudian mengeluarkan sekotak kartu remi dari tasnya dan kami kemudian memainkan game poker. Berhasil! pup saya pun menjadi teralihkan perhatiannya. Alhamdulillah yahh... *Syahrini lewat

Tiba-tiba pukul 07.30 panitia mengumumkan loket dibuka, lebih cepat dari jadwal semula, dan kami pun bersorak sorai. Saya memegang nomor antrian 9 dan itu berarti usaha mengantri kali ini sukses, misi tercapai. Wisuda dengan dua pendamping bisa dibawa pulang. Saya gembira, teman-teman saya juga gembira, pembuat cerita Beyblade pun juga gembira, dunia pun terselamatkan. Tuan Putri dan Sang Pangeran pun hidup bahagia, selamanya. Sekian.



Adios - Gale
Photo: beberapa diambil dari linimasa akun @STANtoday

Tidak ada komentar:

Posting Komentar