Rabu, 10 Agustus 2011

Beginilah Yahh...

Halo teman-teman , perlu saya ingatkan kalau ini adalah postingan yang didasari atas sebuah kegalauan. Oleh karenanya, sebaiknya kalian jangan memaksakan membaca tulisan ini kalau tidak mau tahu menahu soal kegalauan saya. Langsung kalian scroll aja pointer kalian ke bawah, atau malah tutup aja jendela browser kalian sekalian, terus kalian kumur-kumur pakai es kelapa muda, terus berenang di kolam sirup, dijamin puasa kalian batal. *langsung nyetel lagu Opick
 
Galau itu sangat manusiawi, dan setiap orang pasti pernah merasakannya, bahkan si Patrick yang imbisil itu saja pernah galau juga. Contohnya di salah satu episode Spongebob, Patrick kan pernah tuh pas dia mau berangkat ke Amrik dia jadi galau karena bingung mau pamitan atau nggak sama cewek yang dia taksir, soalnya mereka lagi marahan gitu. Beruntung cewenya kemudian nyusul Patrick ke bandara dan mereka berpelukan di sana, Patrick terus janji kalo dia bakal balik sembari ngasih buku yang ada puisi berjudul “Ada Apa Dengan Cinta” di halaman terakhirnya. Ceweknya akhirnya nangis tersedu-sedu melihat kepergian Patrick (oke, saya ketuker antara Spongebob sama AADC). Hal ini membuktikan kalau galau itu Universal dan bisa diterima oleh berbagai pihak, Hidup Galau! Forza Galau! Turunkan harga Kolak! Turunkan Harga Gorengan! #MentalMahasiswaLagiPuasa. Makanya wajar kalau kali ini saya juga ikut galau karena sesuatu.

Sebenernya juga bukan niat saya jadi seorang eksibisionis dengan membagi hal-hal tidak penting bagi kalian melalui tulisan ini, melulu karena tulisan adalah mesin waktu yang dapat membawa kita kembali ke memori masa-masa silam lah saya menulis tulisan yang penuh intrik ini. Iya, saya akan membaca tulisan ini lagi kelak, di suatu masa yang akan datang, sembari tersenyum simpul menenggak gelontoran kafein-kafein dari cangkir yang saya genggam dikala senja. Uoh, saya kesambet Achilles barusan.
Terus lu galau karena apa Gal ceritanya??
Jadi begini ceritanya, untuk kesekian kalinya saya gagal dalam urusan PDKT (yah malu-maluin banget ini, adeuh) karena ya saya memang nggak terlalu jago sih. Tapi kali ini tuh galau-nya 182 kali lebih membabisipit (bosen lah, membabibuta melulu bahasanya) daripada yang sudah-sudah. Kenapa emangnya? Karena eh karena meruuuusak pikiran, *eh kampret ketuker sama lagunya Rhoma Irama (¬_¬"). Karena yang satu ini beuh, perfect match idaman saya sedjak djaman doeloe. We have a lot of similiarity in many ways. Tapi ya itu tadi, saya mah bego bener jadinya ya terbanglah dia *senyum getir. Apa mau dikata yah, emang pergerakan saya sih yang salah, yang harusnya begini malah begitu, yang harusnya begitu malah Bezita, terus Piccolo lagi makan ketoprak sama Kuririn. Eh kok malah Dragon Ball sih ini #IyaSayaTauIniGaring (˘_˘"). Maka kemudian dia terbang begitu saja, yah mungkin karena dia merasa saya ini hanya mengganggunya. Lalu ketika dia sudah terbang, yang tersisa cuma penyesalan. Sial, kenapa penyesalan itu datengnya selalu terakhir sih? eh tapi penyesalan nggak selalu yang terakhir dateng juga, kadang-kadang yang terakhir dateng itu justru adalah rasa nyesek di dalam dada #dhuarr #jlebb #crott

Kata orang jodoh itu nggak akan kemana-mana, iya saya percaya itu, tapi kalo malah kitanya yang kemana-mana ya nggak bakal ketemu juga.
Kata orang semuanya akan indah pada waktunya, iya saya juga percaya itu, tapi kalo sampai waktunya belum juga indah berarti kita belum melakukan semuanya yang kita bisa.
Kata orang kalau dia bukan jodohmu berarti kamu akan mendapat yang lebih baik daripada dia, iya saya juga percaya ini, tapi kalo yang kurang baik aja gagal didapetin gimana mau dapet yang lebih baik.
Kata orang saya perlu diet biar kurus sedikit, iya saya juga percaya ini, percaya banget malah (¬_¬").

Ah sudahlah, seperti kata Pidi Baiq dalam lagunya The Panas Dalam yang berjudul “Sudah Jangan ke Jatinangor” saya akhiri tulisan ini dengan sepenggal bait:

perempuan tak cuma dia
ada tiga milyar dua puluh satu

Sekian.
Adios - Gale

Tidak ada komentar:

Posting Komentar