Sabtu, 23 Juni 2012

Plesiran ke Pangandaran di Akhir Pekan - Bagian 2

~tulisan ini harusnya terbit tidak lama setelah postingan trip bagian 1 rilis awal bulan ini. Akan tetapi karena, konon, sang empunya blog sedang disibukkan oleh pekerjaan kantor, jadilah jadwal rilis tulisan ini pun mengalami pemunduran. #sokSibuk #okesip


Sudah pagi setengah siang ketika saya dibangunkan oleh Kang Endang, si penjaga homestay tempat rombongan saya menginap. Satu hal yang kentara betul pagi itu adalah bagaimana sendi-sendi badan saya --terutama siku dan lutut-- berasa sakit, nyeri, linu dan susah buat digerakkan. Rupa-rupanya efek body rafting kemarin masih betah betul menempel di badan saya ini. Dengan meringis dalam hati (tsaaaahhh), saya bergegas mandi dan kemudian berkemas-kemas karena kita akan segera checkout dari homestay ini. Tidak langsung pulang ke Jakarta tentu saja, karena masih ada tiga objek wisata lagi yang harus disambangi. Jadi, mari kita lezgooo...

~Iten #3 : Penangkaran Penyu Batu Hiu

"Konserpasi Anak Penyu  ". Grammar level: SUNDA!
Selepas checkout dari homestay, rombongan ini kemudian langsung melesat bagai komet halley ke arah Pangandaran. Sebenarnya tujuan utama kita hari itu adalah ke pantai batu hiu dan pangandaran, tapi berhubung ke pantai pagi-pagi itu rasanya pasti kurang sip bagaikan Syahrini tanpa jambul, maka kita pun singgah dahulu sebehentar sahaja ke tehempat penahangkaran penyu yang ahada di sehekitaran pahantai batu hiu (oke, ini bahasa jahadul sekahali yaa).

ini lho penangkaran penyu nya
Jadi penangkaran penyu di batu hiu ini tempatnya nggak begitu besar, cuma terdiri empat buah kolam, yang ukurannya lumayan kecil. Penjaganya cuma satu orang ibu-ibu paruh baya, yang tugasnya ngambil-ngambilin penyu buat dipegang-pegang atau difoto sama pengunjung yang datang. Waktu kita ke sana sih, penyu-penyu yang dipajang buat dipegang-pegang dan diajak foto bareng nggak begitu banyak, cuma sekitar 10 penyu dari 5 jenis spesies. Jangan tanya nama spesiesnya apa aja ya, karena saya juga nggak begitu paham sama nama-nama latin mereka, yang kalau diucapkan berulang-ulang akan bisa membikin dahak di tenggorokan pada berdisko ria.

foto ini saya beri judul:   "seekor penyu dan dua orang mbak-mbak unyu  "
#SavePenyu #KoinUntukPenyu #PenyuPastiKuat #okesip
Satu hal yang pasti dari kunjungan ini adalah penyu itu termasuk binatang yang jumlahnya kian hari kian menyusut. Makanya, penangkaran-penangkaran seperti ini akan sangat berguna buat menjaga kelestarian penyu-penyu yang ada di Indonesia. Mengunjungi penangkaran-penangkaran hewan-hewan seperti ini sebenarnya akan lebih afdol dengan tidak cuma berfoto-foto atau sekedar grepe-grepe tempurung penyu saja, tetapi juga dengan memberikan donasi buat pengelolanya. Akan tetapi berhubung gaji saya sudah tiga bulan belum kunjung cair, dengan berat hati saya pun meninggalkan penangkaran ini tanpa memberi donasi apa-apa. Hmm, kok malah curhat yaa...


~Iten #4 : Pantai Batu Hiu

Pantai batu hiu, uuuuuuu....
Puas menggrepe-grepe penyu dengan perkasa di penangkaran penyu, perjalanan kemudian berlanjut ke Pantai Batu Hiu. Seperti yang sudah saya bilang tadi, lokasi pantai ini cuma selemparan batu dari lokasi penangkaran penyu. Makanya, cuma sekedipan mata saja, kita sudah me-touchdown-kan diri ke bibir pantai. Yihaaa...

Pintu masuk ke Pantai Batu Hiu
aaaaaawwweeeessoooommee!!!
Sebenarnya Pantai batu hiu ini nggak bisa dibilang pantai-pantai banget sih, karena di sini bibir pantainya bukan berupa pasir lembut tapi malah batu-batuan tebing yang curam dan tinggi banget. Boleh dibilang Pantai batu hiu ini mirip-mirip sama Uluwatu yang ada di Bali itu lah. Pemandangannya super keren, awesome, dan karena lokasinya berada di atas tebing-tebing curam berbatu, kita bakal dapet view laut yang lebih luas dan lebar sampai pada radius yang jauuuuuhhh.

"You jump, I jump..."   #NgomongSamaPohon
Oiyes, Pantai batu hiu ini konon dinamakan demikian karena di lepas pantainya terdapat seonggok batu karang yang bentuknya, katanya sih, mirip sirip ikan hiu. Tapi setelah saya perhatikan dengan seksama dan menimbang-nimbang baik dan buruknya, kok enggak mirip ya... Apa jangan-jangan warga di sini sudah ditipu oleh leluhurnya? apa jangan-jangan mereka belum pernah lihat sirip ikan hiu? apa jangan-jangan karena gaji yang belum cair mata saya kemudian jadi sliwer? Baiklah, yang terakhir itu curhat. #efekGajiTelat

Konon, ini batu yang katanya mirip sirip hiu itu. Etapi kok ga mirip yaa... (-___-')
Sebenernya Pantai batu hiu ini ada juga kok bibir pantainya yang berpasir. Tapi pantai pasirnya kurang bagus dan lagipula cuma kecil dan sempit. Maka dari itulah, yang jadi jualan utama dari pantai ini bukan main-main air dan pasir, tetapi view-dari-atasnya yang amazing bin keren. Kalo mau main pasir dan air, mendingan kita lanjut ke tujuan berikutnya : Pantai Pangandaran, okesip, lezgoooo!!


~Iten #5: Pantai Pangandaran

Pantai lagi, pantai terus
Sudah tengah hari yang panas ketika kita sampai di Pangandaran. Dan Pangandaran memang sepertinya selalu ramai pengunjung meskipun bukan dalam masa liburan sekalipun. Parkiran mobil dimana-mana sudah penuh, dan bus yang saya tumpangi ini pun terpaksa mendapat parkiran yang lumayan jauh dari peradaban. Konsekuensinya jelas, kita terpaksa jalan lumayan jauh buat sampai ke bibir pantai di siang bolong sembari bermandikan sengatan matahari yang menusuk-nusuk sampai ke tulang belulang (yelah emangnye pisau, bisa nusuk).

Untuk selanjutnya, rasa-rasanya Pantai Pangandaran nggak perlu diceritain panjang lebar ya. Sudah terlalu mainstream nih pantainya. Makanya daripada saya nulis sampe berbusa, mendingan liat-liat snapshot dari om @Tukang_Jalan yang berikut ini aja deh...
Berasa naik Titanic.. #okesip
Ini pantainya. Panasss jenderal!!
Ini bukan suasana banjir di Kampung Melayu loh ya
konon, mereka berdua ini selebtwit : @rahneputri sama @exotrisc
Ayoo pulaaanngg...
Yak demikianlah trip report saya ke Pangandaran dan sekitarnya, yang sebenernya sudah kejadian sebulan yang lampau tapi baru sempat di post sekarang. Terima kasih buat Bu Indah yang sudah baik hati menawari saya buat ikut trip ini. Tanpa andil beliau, saya pasti sampai sekarang belum paham kalau body rafting itu nggak pake perahu tapi cukup ngambang hanyut saja bermodalkan pelampung yang nempel di badan, hahaha. It's a great experience, dan semoga saja saya masih bisa merasakan experience-experience yang lebih seru lagi di kemudian hari. Masih banyak tempat-tempat indah lain di Indonesia ini yang pengen saya kunjungi. Nah untuk menuju ke sana, semoga Gusti Allah melapangkan jalan saya. Semoga!


Adios - Gale

2 komentar: