Selasa, 01 Januari 2013

Setahun Kemarin

Ia telah lewat. Ia telah berakhir.

Semalam, 2012 telah menyelesaikan tugasnya, menemani kehidupan manusia selama setahun kalender penuh. Banyak hal terjadi di sepanjang 2012, dan bagi saya, 2012 boleh dibilang adalah tahun yang tak begitu menyenangkan. Ada banyak kekecewaan di sepanjang 2012, meskipun tidak sedikit juga senyum-senyum kegembiraan yang menyempal dari dalam tanah di sepanjang 2012.

Tapi 2012 adalah fase dimana kekecewaan memang terasa begitu akrab dengan kehidupan. Mungkin karena selama ini jarang dikecewakan, maka begitu kekecewaan datang menghantam, pun dengan intensitas yang bertub-tubi, saya jadi gamang. Saya lupa kalau sebagai manusia, setiap kali kita berharap, kita harus selalu siap untuk dikecewakan. Dan begitulah yang kejadian.

Sesudah tamat kuliah di bulan Oktober, sesudah menyelesaikan psikotest di bulan Desember, saya pikir 2012 akan serta merta mengawali hari-harinya dengan menggiring saya ke kesibukan baru sebagai seorang bakal calon civil servant, sebagaimana yurisprudensi yang biasa diterapkan terhadap kakak-kakak kelas yang sudah lebih dahulu lulus sebelum-sebelumnya. Tapi rupanya tidak demikian. Adalah moratorium, adalah SKB tiga menteri, yang konon membuat saya dan teman-teman seangkatan mendapat "perlakuan khusus", tidak bisa dengan segera menjalani proses sebagai bakal calon pegawai negeri sebagaimana biasanya. Saya dan teman-teman yang lain diminta menunggu dan bersabar.

Dan kami pun menunggu serta (mencoba) bersabar.

Akhir Februari, datanglah pengumuman kalau masa magang akan segera tiba. Maret adalah bulannya, dan saya pikir, tak mengapa mengawali 2012 sedikit lebih lambat dibanding orang-orang kebanyakan dengan menjadikan Maret sebagai titik mula. Better late than never, begitu kata tulisan bijaksana yang biasa tercetak di bagian bawah buku-buku tulis, yang biasa saya pakai merangkum catatan pelajaran di masa sekolah dulu.

Lalu masa magang pun berjalan. Seminggu, sebulan, enam minggu, dua bulan, sepuluh minggu, tiga bulan, dan masa magang yang tadinya didengung-dengungkan hanya akan berlangsung selama empat bulan ini pun, mengalami ekstensi secara sporadis dengan rentang waktu yang tidak ditentukan. Sejatinya setelah empat bulan dalam status on the job training, 2012 akan menggiring saya selangkah lebih dekat untuk benar-benar menjadi pegawai, yakni dengan menempuh diklat dan prajab. Tapi 2012 memang gemar mengecewakan. Hingga kini, meski sempat ada kecipak pemberkasan di bulan Agustus kemarin, diklat dan prajab adalah dua hal yang sama tak jelasnya dengan melihat hilal saban menjelang tibanya Idul fitri.

Belum lagi jika mengingat silang sengkarut soal penetapan tanggal TMT, tempo paling keramat bagi orang-orang dengan status pegawai diperbantukan seperti saya. Dengan beracuan Maret sebagai tiang pancang periode memulai on the job training, berharap TMT diketuk sejak tanggal tersebut tadinya bukan sebuah hal yang muluk. Sampai akhirnya datanglah pemberitahuan bahwa TMT akan diketuk sejak Oktober, bukan Maret, sebagaimana ekspektasi semula. Mengingat akan ada potential loss yang relatif besar di sana, Tahun 2012, atas segala hal yang telah terjadi, harus diakui telah menelan separuh lebih dari kesabaran kita, para penaruh harapan.

Lantas, dengan 2013 yang sudah bergulir, haruskah harapan-harapan yang sempat dikecewakan di sepanjang 2012 kemarin kita gantungkan lagi? Belajar dari pengalaman setahun kemarin, yang lekat dengan kekecewaan, mungkin kita akan menjawab tidak. Atau lebih tepatnya tidak usah. Tidak usah apabila tidak siap untuk dikecewakan lagi. Memelintir jargon legendaris milik Jim Morrison, saya menutup tulisan ini dengan sepenggal kalimat: We live, we die, and disappointment not changes hope.

Adios - Gale

6 komentar:

  1. " kau tumpuk lah sana harapan-harapan itu. belum tau kau rupanya rasanya hampir mati ditindih kecewa. " --supir mikrolet yang habis dirampok ibu-ibu seksi dari pasar.

    BalasHapus
  2. yap, sesuatu yang mengganjal seperti palu 1000t, dan sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Semoga tahun ini tidak harus menguji kesabaran sebagaimana 2012 :)

    BalasHapus